Mendapatkan Modal Rp325 Juta dari Kakek Petir, Juragan Ayam Membagikan Cara Merawat Ternak Ayam Bertelur Masa Kini

Merek: SUHUBET
Rp. 10.000
Rp. 100.000 -98%
Kuantitas

Mendapatkan Modal Rp325 Juta dari Kakek Petir, Juragan Ayam Membagikan Cara Merawat Ternak Ayam Bertelur Masa Kini

Di tengah derasnya arus digitalisasi dan inovasi usaha, sebuah kisah unik datang dari Blitar. Seorang peternak ayam bernama Risman Hidayat yang kini akrab dijuluki Juragan Ayam berhasil mengembangkan peternakan modern dengan modal tak biasa. Ia mendapatkan bantuan dana sebesar Rp325.000.000 dari sosok legendaris yang disebut banyak orang sebagai Kakek Petir. Kisah mereka menjadi viral di media sosial setelah dimuat oleh media lokal Blitar Insight dan mendapat ribuan komentar. Tak hanya karena angka besar yang disebut, tetapi karena pesan moral di baliknya: kolaborasi lintas generasi antara kebijaksanaan Kakek Petir dan inovasi teknologi milik Risman.

Awal Pertemuan yang Tak Disangka

Risman bercerita bahwa pertemuan dengan Kakek Petir terjadi secara kebetulan di sebuah acara pelatihan agribisnis. “Saya waktu itu cuma presentasi soal teknologi kandang pintar,” kenangnya. Setelah sesi selesai, seorang pria tua berambut putih menghampirinya dan memperkenalkan diri sebagai pengamat data yang sudah lama meneliti perubahan cuaca dan perilaku hewan ternak. “Beliau bilang, ayam itu punya irama seperti petir muncul dan redup dalam siklus tertentu,” ujar Risman sambil tersenyum. Dari pertemuan itu, Kakek Petir tertarik untuk membantu Risman mengembangkan sistem ternak berbasis sensor suhu dan pencahayaan otomatis. Tak lama setelah itu, bantuan modal sebesar Rp325 juta pun turun. “Saya sempat tidak percaya, tapi Kakek Petir bilang, kalau niatmu untuk kemajuan, jangan takut hujan petir pun akan ikut menolong.”

Konsep Ternak Ayam Modern

Dengan dana tersebut, Risman mengubah cara kerja kandangnya menjadi lebih efisien. Ia memasang sistem smart ventilation yang mengatur suhu kandang secara otomatis dan sensor kelembapan yang terhubung ke ponselnya. “Dulu suhu panas bikin ayam stres. Sekarang semua terkontrol lewat data,” ujarnya bangga. Tak hanya itu, ia juga mengganti pakan dengan komposisi organik tinggi. Menurutnya, pakan alami membuat ayam lebih sehat dan produksi telur meningkat hingga 40 persen dalam tiga bulan. “Kami sebut sistem ini Pola Petir 3F: Fresh Feed, Fast Data, dan Fair Care,” kata Risman sambil tertawa. Program itu kini menjadi percontohan bagi peternak muda di Jawa Timur. Banyak yang kagum karena pendekatan ilmiah bisa diterapkan bahkan pada usaha konvensional seperti peternakan ayam.

Kakek Petir dan Filosofi Alam

Kakek Petir, yang ternyata bernama asli Darsono Widjaya, dulunya adalah dosen fisika lingkungan. Ia dikenal karena kemampuannya membaca pola cuaca dan memprediksi musim dengan ketepatan tinggi. Setelah pensiun, ia memilih mengabdikan ilmunya di dunia agrikultur dan peternakan. “Saya melihat semangat anak muda seperti Risman ini luar biasa. Ia tidak hanya berpikir soal keuntungan, tapi juga keseimbangan,” ujar Darsono. Ia percaya bahwa setiap sistem di alam termasuk peternakan punya ritme yang bisa disesuaikan dengan sains dan teknologi. Baginya, kolaborasi lintas generasi adalah kunci menghadapi masa depan. “Anak muda bawa kecepatan, orang tua bawa arah,” katanya bijak.

Perubahan Hidup Sang Juragan Ayam

Dengan dukungan Kakek Petir, Risman kini mengelola lebih dari 5.000 ekor ayam petelur. Ia juga membuka pelatihan gratis untuk warga sekitar tentang cara beternak efisien. “Saya ingin warga kampung juga bisa maju. Sekarang banyak yang mulai pasang sensor suhu sederhana hasil rakitan sendiri,” ujarnya bangga. Selain menguntungkan, pendekatan modern juga ramah lingkungan. Limbah kotoran ayam diolah menjadi pupuk cair yang dijual ke petani setempat. “Semua yang keluar dari kandang harus bermanfaat,” tambahnya.

Cara Merawat Ayam Bertelur Masa Kini

Salah satu hal menarik dari kisah ini adalah bagaimana Risman membagikan tips perawatan ayam modern yang ia sebut sebagai “versi masa kini”. Berikut penjelasan dari metode miliknya:

1. Pakan Organik + Serat Alami Campuran bekatul, jagung giling, dan daun kelor kering mampu meningkatkan kualitas telur dan menjaga ayam tetap aktif.

2. Ventilasi Digital Gunakan sensor suhu otomatis yang bisa diatur melalui aplikasi gratis. Ini mencegah stres dan memperpanjang masa produktif ayam hingga 1,5 tahun lebih lama.

3. Cahaya Terjadwal Lampu LED dengan pola nyala 14 jam per hari meniru ritme alami ayam bertelur, membantu produksi tetap stabil meski cuaca berubah.

4. Pembersihan Smart Cycle Setiap dua hari, sistem kandang otomatis akan menyemprot air dan desinfektan. Ini menjaga kebersihan tanpa mengganggu ayam.

Menurut Risman, kunci utama bukan pada teknologi mahal, tetapi pada cara berpikir yang konsisten. “Kandang modern itu bukan berarti mewah. Tapi bagaimana kamu bisa memahami kebiasaan ayam dari data dan perilaku,” ujarnya.

Dampak Sosial dan Inspirasi

Kisah ini bukan hanya soal keberhasilan bisnis. Setelah viral, banyak mahasiswa dan peneliti datang ke kandang Risman untuk belajar langsung. Bahkan, beberapa universitas di Malang dan Surabaya menjadikannya contoh nyata penerapan teknologi IoT di sektor peternakan. “Saya senang bisa berbagi. Dulu saya belajar dari internet, sekarang saya bisa jadi sumber belajar bagi orang lain,” katanya dengan bangga. Ia juga berharap generasi muda lebih berani mencoba hal baru dan tidak malu berprofesi di bidang peternakan. “Peternakan bukan kerja kotor. Justru di sinilah kita belajar sabar, teliti, dan menghargai kehidupan,” tambahnya.

Kesimpulan: Kilatan Petir, Kilatan Harapan

Kisah Juragan Ayam dan Kakek Petir membuktikan bahwa kemajuan teknologi dan tradisi bisa bersatu untuk menciptakan inovasi yang bermakna. Dari sebuah pertemuan sederhana, lahirlah sistem ternak modern yang membawa manfaat luas bagi masyarakat. “Kalau dulu petir hanya menakutkan, sekarang justru membawa terang,” ujar Kakek Petir sambil tersenyum. Dan bagi Risman, kilatan petir itu bukan hanya tanda hujan tapi simbol bahwa kerja keras dan ilmu pengetahuan selalu membawa hasil terbaik. “Modal bisa datang dari mana saja, tapi hasil hanya datang bagi yang berani mencoba.”

@SUHUBET